Sabtu, 09 Maret 2013

Manfaat Teh Hijau

Teh hijau merupakan minuman bermanfaat yang populer di daratan Tiongkok, Taiwan, Hong Kong, Jepang, Timur Tengah, Asia Tenggara dan semakin dikenal juga di negara Barat yang dulunya merupakan peminum teh hitam.

Di Indonesia, teh hijau semakin populer semenjak diketahui banyaknya manfaat yang terkandung oleh teh hijau, seiring dengan berbagai produk teh hijau yang hadir di pasaran. Tuntutan hidup sehat kemudian berpadu dengan kebiasaan minum teh.

Bukan hanya warna atau proses pembuatan teh hijau yang membedakan dengan teh merah atau hitam sebagaimana sering dan umum dikonsumsi di Indonesia. Manfaat dan khasiat teh hijau bagi kesehatan membuat banyak orang kini memburu teh hijau demi hidup yang lebih sehat.


Manfaat Teh Hijau bagi Kesehatan & Kecantikan
Teh hijau memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan kecantikan, jadikan konsumsi teh hijau sebagai gaya hidup anda :)

Teh hijau terbuat dari daun teh yang belum difermentasi. Oleh karena itu kandungan alami yang dapat anda peroleh saat menikmati secangkir teh hijau masih sangat terjaga. Perlu anda ketahui, bahwa dalam secangkir teh hijau terkandung setidaknya 50-150 mg polifenol, zat antioksidan yang kaya manfaat.

Bukan hanya itu saja loh, kandungan antioksidan dalam teh hijau lebih besar daripada seporsi bayam, brokoli, atau stroberi. Selain itu, teh hijau mengandung banyak mineral dan vitamin yang bermanfaat untuk tubuh. Makanya, para ahli menyarankan untuk mengkonsumsi secangkir teh hijau saat sarapan, bahkan ada yang menyarankan agar mengganti kebiasaan menikmati kopi saat sarapan dengan teh hijau agar kerja otak lebih maksimal.

Menurut peneliti dari University of Maryland Medical Center, Amerika, Kandungan antioksidan dalam teh hijau mampu menangkal efek radikal bebas yang merusak tubuh. Dengan kandungan antioksidan yang tinggi, teh hijau dapat membantu memperlambat proses penuaan, mengurangi risiko kanker, dan penyakit jantung. Selain baik untuk kesehatan, teh hijau juga memiliki banyak manfaat untuk kecantikan.


Manfaat teh hijau bagi kesehatan


Mengurangi peradangan periodontal

Sebuah penelitian oleh American Academy of Periodontology di tahun 2009 mengungkapkan bahwa orang meminum minimal satu cangkir teh hijau setiap hari memiliki kesehatan periodontal (jaringan penyangga gigi) yang baik dibandingkan mereka yang tidak minum teh hijau.

Membunuh sel kanker mulut

Polifenol, antioksidan yang terdapat dalam teh hijau, dipercaya mampu menetralisir risiko kanker yang disebabkan oleh radikal bebas dan benar-benar dapat membunuh sel-sel kanker mulut.

Menghambat pembentukan plak gigi

Mengonsumsi teh ini dapat mencegah munculnya kerusakan pada gigi. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan minum atau berkumur menggunakan teh hijau dapat menghambat pembentukan plak gigi dan mencegah terjadinya karies gigi.

Teh Hijau Bisa Menangkal Hepatitis C

Flavonoid yang terkadung dalam teh hijau bisa mencegah virus hepatitis C (HCV) masuk ke hati. Peneliti dari Jerman mengungkapkan epigallocatechin-3-gallate (EGCG) yang terkadung dalam teh hijau dapat mencegah masuknya HCV setelah transplantasi hati (penggantian hati).

Sandra Ciesek dan Eike Steinmann dari Hannover Medical School di Jerman meneliti efek molekul EGCG dalam mencegah HCV dari sel-sel melekat pada hati. "Katekin teh hijau seperti EGCG dan turunannya epigallocatechin (EGC), epicatechingallate (EKG), dan epikatekin (EC) menunjukkan sifat antivirus," kata Ciesek. Penelitian mereka mengeksplorasi efek potensial flavonoid ini dalam mencegah reinfeksi HCV setelah transplantasi hati.

Para peneliti berpendapat bahwa EGCG dapat menghambat masuknya sel HCV dengan bertindak pada sel inang (host) sebagai pelindung. Pretreatment sel dengan EGCG tidak mengurangi infeksi, namun bisa menghambat penyebaran HCV.

"EGCG pada teh hijau menghambat masuknya sel HCV dengan virus," Ciesek menambahkan,

Infeksi HCV dapat menyebabkan hepatitis kronis atau kanker hati primer. Menurut data WHO, penyakit ini diderita oleh 170 juta orang di seluruh dunia. Sementara ini pengobatan standar yang banyak diterapkan yaitu penggunaan interferon dengan ribavirin dan inhibitor protease. Namun sayang, cara ini baru dapat menghapus infeksi pada sebagaian kecil pasien. Pasien pada umumnya belum dapat merespon terapi ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar